Wednesday, June 28, 2006

DETIK-DETIK ROSULULLAH MENGHADAPI SAKARATUL MAUT

Ada sebuah kisah tentang cinta
yang benar-benar cinta
yang dicontohkan Allah
melalui kehidupan Rosul-Nya



> Pagi itu, walaupun langit telah menguning,
> burung-burung gurun enggan mengepakan sayap.
> Pagi itu, Rosulullah dengan suara terbatas memberikan
> khutbah,

> Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasihNya.
> Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya
> Ku wariskan dua perkara kepada kalian, Al Quran dan Sunnahku
> Barang siapa yang mencintai Sunnahku, berarti mencintai
> aku dan
> khaliqnya.
> Orang-orang yang mencintai aku akan masuk surga
> bersama-samaku
>

> khutbah singkat itu diakhiri,
> dengan pandangan mata Rosulullah yang tajam
> dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu.
> Abu Bakar menatap mata itu tanpa kata-kata,
> umar dadanya turun naik menahan nafas dan tangisnya,
> Usman menghela nafas panjang dan
> Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam.
> Isyarat itu telah datang, saatnya telah tiba.
> rosulullah akan meninggalkan kita semua,
> keluh hati semua sahabat ketika itu.
> Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya
> di dunia.
> Tanda-tanda itu semakin kuat
> Tatkala Ali dan Fadhal dengan cerdas menangkap
> Rosulullah yang berkeadaan lemah
> dan goyah ketika turun dari mimbar.
> Disaat itu, jika mampu, seluruh sahabat yang hadir di
>sana
> pasti akan menahan detik-detik berlalu.
> Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rosulullah masih
> tertutup.
> sedang di dalamnya, Rosulullah sedang terbaring lemah
> dengan keningnya yang berkeringat
> dam membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
>
>
> Tiba-tiba di luar pintu terdengar seseorang berseru
> mengucapkan salam
> "Bolehkah saya masuk"? tanyanya
> tapi Fatimah tidak mengijinkannya masuk
> "maafkanlah ayahku sedang demam"
> kata Fatimah yang membalikan badannya dan menutup pintu
> Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata
> sudah membuka mata dan bertanya kepada Fatimah,
> "siapakah itu wahai anakku?...""Tak taulah ayah",
> orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,
> tutur Fatimah lembut
>
> Lalu, Rosulullah menatap putrinya itu
> dengan pandangan yang menggetarkan
> seolah-olah bagian demi bagian
> wajah anaknya itu hendak dikenang
>
> Ketahuilah dialah yang menghapuskan kenikmatan
>sementara.
>
> Dialah yang memisahkan pertemuan di dunia
> Dialah malaikat maut, kata Rosulullah
>
>Fatimah pun menahan ledakan tangisnya
> Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rosulullah
> menanyakan
> kenapa Jibril tidak ikut serta menyertaimu
> Kemudian di panggilah Jibril yang sebelumnya telah
>bersiap
>
> Diatas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah
>
> dan penghulu dunia ini
>
> Jibril, Jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?
> tanya Rosulullah dengan suara yang amat lemah
>
> pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah
> menanti ruh mu
> Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu, kata
> Jibril
> Tapi itu ternyata tidak membuat Rosulullah lega
> mata beliau penuh kecemasan
> Engkau tidak senang mendengar kabar ini? tanya Jibril
> lagi.
> Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?
>
> Jangan kuatir, wahai Rosul Allah,
>
> Aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku:
>
> "Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat
>Muhammad,
>
> yang telah berada didalamnya", kata Jibril
>
> Detik-detik semakin dekat, saatnya Izjrail melaksanakan
> tugas
> pelahan ruh Rosulullah ditarik
> nampak seluruh tubuh bersimbah peluh, urat-urat leher
> menegang
> Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini,
> Perlahan Rosulullah mengaduh
>
>...........Fatimah terpejam..............
>.........Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam........
>..................sedang Jibril memalingkan muka.................
> Jijikah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?
> tanya Rosulullah pada malaikat pengantar wahyu itu
>
> "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal"
> kata Jibril
>
> Sebentar kemudian terdengar.........
> Rosulullah memekik, karena sakit yang tidak tertahan lagi
>
> "Ya Allah, dahsyatnya maut ini, timpakan saja semua ini kepadaku
> jangan pada umatku"
>
> Badan Rosulullah mulai dingin,
> kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi
> bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu,

.......Ali segera mendekatkan telinganya..........

> Uushikum bis shalati, wa maa malakat aimanikum
> peliharalah sholat dan peliharalah orang-orang lemah diantaramu

> Diluar pintu, tangis mulai terdengar bersahutan
> sahabat saling berpelukan
>Fatimah menutup tangan diwajahnya
> Ali kembali mendekatkan telinga ke bibir Rosulullah
> yang mulai kebiruan
>
> Ummatii, ummatii, ummatii.....
>
> umatku, umatku, umatku.....
>
> dan berakhirlah hidup manusia mulia
> yang memberi sinaran seluruh dunia.
> Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?
>
> Allhumma sholi ala muhammad wa barik wa salim alaihi
> betapa cintanya Rosulullah kepada kita
> betapa kasihnya baginda Rosul kepada kita
> Justru sampaikan kepada sahabat-sahabat muslim lainya
> agar timbul kesadaran untuk mencintai Allah dan Rosulnya
> seperti Allah dan Rosulnya mencintai kita
>
> Karena sesungguhnya selain dari pada itu hanyalah fana
> belaka.


nb : dr temen via email (akhi aris)