Thursday, March 22, 2007

Apa Rahasia Allah Memberi Garis Tangan yang Berbeda-Beda?

Apa Rahasia Allah Memberi Garis Tangan yang
Berbeda-Beda?
Selasa, 11 Jul 06 13:06 WIB

Assalamualaikum wr. wb.

Ustaz, saya memiliki rasa ingin tahu yang terkadang
sulit sekali mendapatkan jawaban-jawaban, walau
terkadang pertanyaan itu sepele sekali. Seperti
pertanyaan mengapa Allah memberikan garis tangan yang
selalu berbeda pada setiap manusia?

Kita mengetahui bahwa banyak sekali orang-orang yang
mengaku memiliki kemampuan untuk menerjemahkan garis
tangan tersebut. Yang membuat saya bingung, apakah
saya harus mempercayai mereka? Apakah Allah memberikan
mereka kemampuan untuk memahami hal seperti ini?

Apakah ada cerita di zaman Rasul yang berkaitan dengan
hal seperti ini? Terimakasih Ustaz, semoga Allah yang
membalas kebaikan anda.

Assalamualaikum,

Guntur Darja Wijaya
guntur_bes at eramuslim.com

Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Dalam aqidah Islam, garis tangan itu tidak ada
kaitannya denga nnasib dan masa depan seseorang. Kalau
ada orang yang mengaku bisa membacanya, ketahuilah
bahwa orang itu sedang melakukan dusta, namun dibantu
oleh syetan yang terkutuk.

Membaca garis tangan sebenarnya bagian dari tindakan
syirik, yaitu meramal nasib. Dalam bahasa Arab dikenal
dengan istilah 'arrafah. Perbuatan seperti ini secara
aqidah tidak akan pernah dibenarkan, lantaran nasib
dan taqdir setiap orang hanya ada di sisi Allah. Tidak
ada seorang pun yang mengetahuinya, karena semua itu
hal ghaib serta menjadi rahasia Yang Maha Kuasa.

Tapi mungkin anda bertanya, mengapa terkadang
ramalan-ramalan itu benar seusai dengan kejadiannya?

Hal seperti itu bisa diterangkan demikian, yaitu
syetan yang terkutuk itu datang ke langit untuk
mencuri dengar tentang perintah-perintah Allah atas
apa yang akan terjadi. Namun syetan tidak pernah bisa
melakukannya, mereka hanya langsung dilempar dengan
api yang panas. Akibatnya, mereka tidak pernah
mendapat informasi yang valid, kecuali menduga-duga
atau hanya sepotong-sepotong.

æóáóÞóÏú ÌóÚóáúäóÇ Ýöí ÇáÓøóãóÇÁ ÈõÑõæÌðÇ
æóÒóíøóäøóÇåóÇ áöáäøóÇÙöÑöíäó æóÍóÝöÙúäóÇåóÇ ãöä ßõáøö
ÔóíúØóÇäò ÑøóÌöíãò ÅöáÇøó ãóäö ÇÓúÊóÑóÞó ÇáÓøóãúÚó
ÝóÃóÊúÈóÚóåõ ÔöåóÇÈñ ãøõÈöíäñ

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan
bintang-bintang (di langit) dan Kami telah menghiasi
langit itu bagi orang-orang yang memandang (nya),dan
Kami menjaganya dari tiap-tiap setan yang
terkutuk,kecuali setan yang mencuri-curi (berita) yang
dapat didengar (dari malaikat) lalu dia dikejar oleh
semburan api yang terang. (QS. Al-Hijr: 16-18)

Tapi kemudian asumsi versi syetan itu kemudian
'dijual' kepada dukun ramal. Tentunya tidak gratis,
harus ada kompensasinya. Bentuknya pasti bukan uang
karena syetan tidak makan uang. Syetan hanya minta
satu hal, yaitu menemaninya di dalam neraka untuk
sama-sama diazab.

Sebab syetan sudah dipastikan masuk neraka. Tidak ada
hal yang bisa meringankannya, kecuali mencari teman
yang bisa diajak senasib, sama-sama dibakar di dalam
neraka.

Para dukun ramal ini tentu saja ditugaskan oleh syetan
untuk menjadi agen pemasaran yang potensial. Maka
beragam trik penipuan dilakukan, salah satunya adalah
jasa membaca garis tangan. Orang awam yang tidak punya
pemahamana aqidah yang lurus sudah bisa dipastikan
akan jadi korbannya. Padahal boleh jadi berawal dari
iseng-iseng, tapi sesungguhnya dari sudt pandang
aqidah sangat vatal.

Sebab ramalan masa depan itu adalah salah satu pintu
dari pintu-pintu syirik. Sementara dosa syirik itu
kalau sampai terbawa mati tanpa semat bertaubat
sebelumnya, tidak akan diampuni di akhirat.

Åöäøó Çááøåó áÇó íóÛúÝöÑõ Ãóä íõÔúÑóßó Èöåö æóíóÛúÝöÑõ
ãóÇ Ïõæäó Ðóáößó áöãóä íóÔóÇÁ æóãóä íõÔúÑößú ÈöÇááøåö
ÝóÞóÏö ÇÝúÊóÑóì ÅöËúãðÇ ÚóÙöíãðÇ

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik,
dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari itu,
bagi siapa yang dikehendaki- Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat
dosa yang besar. (QS. An-Nisa: 48)

Karena itu sebaiknya anda hindari bermain-main dengan
masalah membaca garis tangan, sebab resikonya sungguh
tidak main-main.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc.

No comments: